Penyakit Zika adalah penyakit yang diakibatkan oleh infeksi virus Zika
yang menular pada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi.
Nyamuk Aedes yang dapat menularkan virus Zika merupakan nyamuk yang sama
yang mentransmisikan penyakit dengue, chikungunya, dan yellow fever.
Selain itu, transmisi secara seksual dilaporkan pada 2 kasus, serta
ditemukannya virus Zika pada cairan semen pada 1 kasus. Diduga transmisi
dapat terjadi juga melalui transfusi darah dan perinatal. Patogenesis
dari penyakti ini masih belum jelas, namun flavivirus yang ditularkan
melalui nyamuk Aedes diduga bereplikasi pada sel dendrit dekat dengan
tempat inokulasi kemudian menyebar ke nodus limfatikus dan ke aliran
darah.
Penularan virus ini sama seperti virus demam berdarah yaitu oleh gigitan
nyamuk Aedes Aegypti yang menjadi pembawa virus Dengue yang menyebabkan
penyakit demam berdarah Dengue. Infeksi demam berdarah Dengue sendiri
saat ini jumlah kasusnya meningkat di Indonesia yang memang sering
terjadi pada musim hujan. Seperti kita ketahui bahwa selain menjadi
vektor atau pembawa virus Dengue dan virus Zika, nyamuk ini juga membawa
virus Chikungunya.
3. Siapa
yang beresiko tinggi terkena virus zika dan mengapa wanita hamil menjadi yang
paling berisiko?
Infeksi virus Zika bagi sebagian orang memang hanya berdampak ringan,
tapi sangat serius dampaknya terhadap bayi di kandungan. Dari literatur
dikutip penulis, jika seorang perempuan hamil tertular virus Zika, maka
janin bisa mematikan bayi di kandungan atau kepala bayi yang dilahirkan
kelak mengecil sebagai kelainan yang disebut microcephaly.
Referensi : https://www.jurnalasia.com/opini/waspada-zika/
Gejala yang umum muncul pada penyakit ini adalah demam, muncul ruam pada kulit, nyeri pada sendi, dan konjunktivitis.
Ada beberapa gejala yang terjadi bila kita terkena virus zika yaitu:
Sakit kepala ringan, ruam kulit, lesu dan tidak enak badan, nyeri sendi,
serta radang selaput mata. Namun bagi ibu yang sedang mengandung atau
hamil ini akan berakibat fatal bagi janin yag di kandungnya bayi yang di
kandung akan melahirkan namum kepala si bayi akan mengecil, seperti
yang terjadi di Brasil.
**. Demam. Seperti infeksi virus pada umumnya pada awal penyakit pasien akan merasakan demam mendadak
**. Lemas
**. Kemerahan pada kulit badan, punggung dan kaki
**. Nyeri otot dan sendi.
**. Mata pasien akan merah karena mengalami radang konjungtiva atau konjungtivitis.
**. Sakit kepala.
**. Mual dan nyeri perut
**. Pemeriksaan laboratorium sederhana biasanya hanya menunjukkan penurunan kadar sel darah putih seperti umumnya infeksi virus lainnya. Berbeda dengan infeksi demam berdarah, infeksi virus Zika tidak menyebabkan penurunan kadar trombosit.
***. Infeksi Lebih Ringan. Masa inkubasi hampir mirip dengan infeksi virus Dengue yaitu beberapa hari sampai satu minggu. Sekilas infeksi virus Zika hampir mirip dengan virus Dengue sehingga adanya infeksi ini sering kali tidak terdeteksi karena umumnya gejalanya ringan.
**. Demam. Seperti infeksi virus pada umumnya pada awal penyakit pasien akan merasakan demam mendadak
**. Lemas
**. Kemerahan pada kulit badan, punggung dan kaki
**. Nyeri otot dan sendi.
**. Mata pasien akan merah karena mengalami radang konjungtiva atau konjungtivitis.
**. Sakit kepala.
**. Mual dan nyeri perut
**. Pemeriksaan laboratorium sederhana biasanya hanya menunjukkan penurunan kadar sel darah putih seperti umumnya infeksi virus lainnya. Berbeda dengan infeksi demam berdarah, infeksi virus Zika tidak menyebabkan penurunan kadar trombosit.
***. Infeksi Lebih Ringan. Masa inkubasi hampir mirip dengan infeksi virus Dengue yaitu beberapa hari sampai satu minggu. Sekilas infeksi virus Zika hampir mirip dengan virus Dengue sehingga adanya infeksi ini sering kali tidak terdeteksi karena umumnya gejalanya ringan.
Referensi :
5. Komplikasi
apa saja yang bisa timbul akibat infeksi virus zika?
Penyakit ini biasanya ringan, berlangsung beberapa hari hingga 1
minggu. Virus ini dikenal dapat menginfeksi manusia sudah sejak lama
(1952), virus ini menjadi perhatian dunia karena penelitian epidemiologi
menemukan hubungan dengan peningkatan kejadian cacat lahir
(mikrosefali) dan gangguan neurologis (sindroma Guillain-Barre) setelah
terjadinya wabah virus Zika. Belum ada vaksin yang tersedia untuk saat
ini, untuk itu tindakan kontrol dan pencegahan merupakan langkah yang
signifikan dapat menurukan risiko penyebaran penyakit. Simpulan,
Penyakit Zika berpotensi menimbulkan komplikasi neurologis dan cacat
lahir berupa sindroma Guillian-Barre dan mikrosefali. [JK Unila. 2016;
1(1):203-207]
0 komentar:
Posting Komentar